Si Cerdas Zaid bin Tsabit Sahabat Nabi Penghimpun Mushaf Al-Qur’an - PGRI KABUPATEN BANYUMAS

Breaking

Sabtu, 17 Februari 2024

Si Cerdas Zaid bin Tsabit Sahabat Nabi Penghimpun Mushaf Al-Qur’an



Sahabat semua yang dicintai Allah, tahukah kalian kisah sahabat nabi yang paling cerdas? Yuk, kita cari tahu, dengan membaca kisah berikut ini!

 

Zaid bin Tsabit adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw. Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas, Zaid pernah mempelajari bahasa Ibrani dan menguasainya hanya dalam waktu singkat. 

 

Dikisahkan dalam buku Sosok Para Sahabat Nabi susunan Dr. Abdurrahman Raf'at Al-Basya dan Abdulkadir Mahdamy, Zaid bin Tsabit dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi penulis Al-Qur’an karena kekuatan daya ingat, kecerdasan, dan kejujuran. Kecerdasan Zaid telah tampak sejak masih belia dan ketika usianya 11 tahun, ia sudah menghafal 11 surat Al-Qur’an.

 

Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari lahir pada 612 M. Dirinya merupakan keturunan Bani Kazraj yang mulai menetap bersama Nabi Saw. ketika beliau hijrah ke Madinah. Zaid bin Tsabit berhasil meriwayatkan 92 hadits yang 5 diantaranya disepakati bersama Imam Bukhari dan Muslim. Bukhari juga meriwayatkan 4 hadits lainnya yang bersumber dari Zaid, sementara Muslim meriwayatkan 1 hadits lain dari Zaid.

 

Zaid bin Tsabit diangkat sebagai ulama di Madinah pada bidang fikih, fatwa, dan faraidh atau waris. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Zaid diangkat menjadi bendahara. Sementara itu, pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan, Zaid ditugaskan sebagai pengurus Baitul Maal. Bahkan, Umar dan Utsman melantik Zaid sebagai pemegang jabatan khalifah sementara ketika mereka menunaikan ibadah haji.

         

Zaid bin Tsabit turut serta bersama Nabi Muhammad pada perang Khandaq yang terjadi pada tahun 5 H atau 627 M. Perang Khandaq terjadi antar kaum muslimin yang berjumlah 1.000 orang dengan pasukan sekutu di wilayah sekitar Madinah yang berjumlah 10.000 orang. 

 

Perang dimulai ketika pasukan gabungan Arab Quraisy dan Yahudi berniat menyerang Kota Madinah untuk menghancurkan Islam dan membunuh Nabi Muhammad Saw. Zaid juga ikut dalam perang lainya seperti pada perang Tabuk, dirinya dipercaya oleh Nabi Saw. untuk membawa bendera bani Malik bin Najjar yang dipegang oleh Imarah bin Hazm. 

 

Nabi SAW. menyebut Zaid bin Tsabit sebagai orang yang paling alim dan memiliki tulisan yang indah. Dengan kemampuan Zaid yang cerdas dan hebat itu, Nabi Saw. bisa mengirim surat perjanjian kepada para pemuka kaum Yahudi dengan menggunakan bahasa mereka. Bahkan ketekunan Zaid dalam mencatat dan mengumpulkan wahyu Nabi SAW. ia susun dengan rapi. Catatan itu Zaid tulis di pelepah daun kurma, kulit hewan, atau pun tulang hewan.

 

Zaid bin Tsabit mendapat sanjungan dari Abu Bakar, Umar bin Khattab dan para hafiz sebagai sosok yang kokoh keilmuannya. Diriwayatkan bahwa khalifah Umar bin Khattab pernah berpidato di hadapan umat muslim dan berkata, “... barang siapa yang ingin bertanya tentang Al-Qur’an, hendaklah ia datang kepada Zaid bin Tsabit.”

 

Selepas Nabi Muhammad meninggal dunia, para penghafal Al-Qur'an satu per satu gugur di medan perang. Umar bin KHattab kala itu khawatir Al-Qur'an akan hilang bersama para penghafalnya. Akhirnya, ia mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk menghimpun. Mereka sepakat mengumpulkan lembaran ayat-ayat Al-Qur'an menjadi satu mushaf dan mengutus Zaid untuk melaksanakan tugas tersebut.

 

Zaid mendatangi para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup. Dengan cermat, ia mencocokkan catatan dan hafalan mereka hingga akhirnya terciptalah mushaf Al-Qur'an yang dapat dibaca oleh umat Islam. Begitu besar jasa Zaid bin Tsabit bagi kaum muslimin. Berkat jasa Zaid, kini umat Islam dapat membaca Al-Qur'an secara utuh. (Tim Red.)

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar