Ketua PGRI Jateng, Dr. Muhdi: Sejahtera Kuncinya Adalah Pendidikan - PGRI KABUPATEN BANYUMAS

Breaking

Jumat, 28 Juli 2023

Ketua PGRI Jateng, Dr. Muhdi: Sejahtera Kuncinya Adalah Pendidikan

 

Dr. Muhdi, SH MHum, Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, mengingatkan bahwa tujuan bangsa kita merdeka adalah untuk sejahtera. Menurutnya sejahtera dalam hidup kuncinya adalah pendidikan, maka para guru sadar dan menyambut kemerdekaan dengan tiga sumpah guru yang saat itu lahir di Solo. Ketiga sumpah tersebut menurut Dr. Muhdi yakni : 1) mempertahankan NKRI, 2) memajukan pendidikan, dan 3) memuliakan guru. Ungkapan itu ia sampaikan pada acara Sosialisasi Perjuangan Organisasi dan Daspen PGRI  Jawa Tengah, Jumat, (28/7/2023) di Gedung Guru Banyumas yang digelar oleh PGRI Kabupaten Banyumas. Acara tersebut dihadiri oleh ketua beserta sejumlah Pengurus PGRI Jawa Tengah, pengurus PGRI Banyumas, ketua beserta dua orang pengurus PGRI Cabang se-Kab. Banyumas.


Sarno, SPd SH MSi, Ketua PGRI Kab. Banyumas, menyambut hangat kedatangan ketua baserta jajaran pengurus PGRI Jawa Tengah dan ketua beserta pengurus PGRI Cabang se-Kab. Banyumas.


"Selamat datang Pak Ketua, Pak Muhdi, beserta pengurus PGRI Provinsi. Kami sudah kangen. Kami bahagia melihat Pak Ketua bahagia, segar, bugar. Terima kasih juga ketua PGRI Cabang dan pengurus Cabang yang hadir. Terima kasih bapak/ibu pengurus Kabupaten," tutur Sarno menyambut hangat.


Sarno menyampaikan rasa bahagianya, karena di Banyumas, perjuangan PGRI diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Sarno menuturkan, kemarin 1.953 guru Wiyata Bhakti yang telah lulus Passing Grade menerima SK PPPK. Hingga sekarang menurutnya Guru PPPK di Banyumas sebanyak 3.205 orang. Selain itu Sarno juga menyampaikan, PGRI Banyumas berhasil memperjuangkan 409 Guru untuk mendapatkan SK Jabatan Fungsional Guru Pertama. 



“Alhamdulillah perjuangan kami diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten. Banyumas baru saja melantik 1.953 Guru PPPK dan tenaga fungsional lainnya dan total di Banyumas sudah ada sekitar 3.205 guru PPPK. Kita juga baru saja memperjuangkan pelatikan guru dalam Jabatan Fungsional Guru Pertama,” ungkap Sarno.


Menurutnya di bawah kepemipinan Dr. Mudi PGRI Jateng selalu kompak dan solid. Daspen juga menurutnya menjadi unggulan PGRI Jateng. 


“PGRI Jateng sangat kompak dan solid di bawah pimpinan Pak Muhdi. Daspennya pun menjadi unggulan dan menjadikan PGRI Jateng menjadi yg terkaya di Indonesia, apalagi di bawah pengelolaan Pak Sya'bani, sungguh tertib pengelolaannya” katanya bersemangat.


Dr. Muhdi dalam paparannya menyatakan, kabupaten Banyumas adalah kabupaten yang sebenarnya telah melahirkan tokoh-tokoh PGRI, salah satunya adalah Alm Bpk. Drs. Karseno yg merupakan pendiri Daspen. Banyumas menurutnya juga satu-satunya yang telah menyumbangkan tanah terluas untuk PGRI.


“Banyumas kabupaten yang sebenarnya telah lahirkan tokoh-tokoh PGRI. Banyumas telah sumbangkan tanah terluas untuk PGRI,” tandas Dr. Muhdi.


Dr. Mudhi juga menguatkan bahwa PGRI adalah organisasi yang independen dalam kepartaian. Namun menurutnya PGRI selalu menjalin kemitraan dengan semua pihak. Itu semua menurutnya untuk membangun jejaring komunikasi yang baik. Menurutnya PGRI selalu mendorong dan mendukung siapa saja yang konsen dan mementingkan dunia pendidikan.


“Kita independen dalam kepartaian. Namun kita bermitra dengan dengan semua untuk membangun jalur komunikasi yang baik. Kita akan dorong serta dukung siapapun yang konsen terhadap dunia pendidikan. PGRI adalah partai yang memperjuangkan pendidikan,” tegas Dr. Mudi.


Dr. Muhdi juga mengingatkan perjuangan PGRI untuk menunda Rancangan Udang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang salah satu isinya tidak berpihak pada guru. Menurut Dr. Muhdi, guru di dalam RUU Sisdiknas tidak lagi disebut sebagai tenaga profesi yang konsekuensinya tidak mendapat tunjangan profesi. Ia juga menjelaskan, di dalam RUU Sisdiknas juga menjelaskan bahwa guru swasta tunduk pada Undang-Undang Ketenagakerjaan. Dengan penuh perjuangan Ibu Ketua Umum Pengurus Besar, Prof. Unifah Rosyidi RUU Sisdiknas akhirnya ditunda. 


“PGRI perjuangkan penundaan RUU Sisdiknas yang tidak berpihak pada guru. Kita minta Ibu Ketum, Ibu Unifah untuk pertahankan guru sebagai tenaga profesi agar tetap dapatkan tunjangan profesi, guru swasta juga tidak diatur dalam UU Ketenegakerjaan. Perjuangan pun berakhir dengan berhasil menunda RUU Sisdiknas.


Di akhir paparan Dr. Muhdi mengajak semua pengurus dan anggota PGRI untuk memperkuat solidaritas dan persatuan agar suara PGRI dapat didengar.


“Mari kita jaga kekuatan dan persatuan kita agar suara kata dapat di dengar,” ucap Dr. Muhdi mengakhiri paparannya. (Yusep Kurniawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar